Trend

Dear Mantan… Maafin Aku yang Dulu…

Bismillah…

Yap ini jamannya kekinian. Semua serba kekinian. Kalau baik it’s okay lah… But, reality??? Ternyata gak semuanya yang kekinian itu baik. Semua ada pedomannya. Semua ada tuntunannya. Semua kembali ke kita. Pilihannya adalah mau apa tidak? Allah udah ngasih “guidebook”Nya ke kita, bukan sekedar petunjuk, tapi sebaik-baiknya petunjuk, Al Quran dan Hadits.

Salah satunya, yang lagi kekinian banget… sebuah meme “Dear Mantan” yang menjadi tren di media sosial, atau meme “Maafin Aku yang Dulu”

Apalah artinya latah tanpa ada manfaat, alih-alih malah hanya sia-sia dan keburukan yang didapat. Kita berada pada masa “ghozwul fikri” di mana pemikiran kita digempur sana dan sini. Tak pernah kenal henti.

Ada Apa Dengan (Meme) ?? *Bukan AADC*
Meme “Maafin Aku yang dulu” ini mem-booming dalam dunia maya. Mulailah upload foto ini dan itu. Pamer dengan foto edisi ‘jadul’ dan foto edisi ‘kekinian’. Bukan itu saja, mulai deh pamer ini dan itu. Foto dengan kebiasaannya yang dulu buruk, sekarang berubah menjadi baik. Dulunya tak berjilbab, sekarang berjilbab. Tujuannya hanya pamer untuk diakui orang-orang lain, bahwa dia telah berubah. Khususnya buat mantan pacarnya.

Sadar Gak Sadar…

Sadarkah kita? Mungkin semula hanya berniat iseng, just have fun, atau ikut trend… biar dikata trendy gitu ceritanya. Tapi ternyata itu mengumbar aurat kita. Sudah bagus ditutup, kok malah diumbar lagi. Ibaratnya jajanan di pasar. Mana yang lebih bersih dan higienis, yang terbuka atau yang tersimpen rapih tertutup dalam etalase? Sederhana kok sob ☺.

Ganteng atau cantiknya wajah kita, tak lah berarti tanpa diiringi ketaatan pada-Nya. Tutuplah aurat kita, kehormatan dan kemuliaan dalam tangan. 😎

Kalaulah Bukan karena Allah yang Tutup Aib Kita 

Sadar kah kita??
Berapa banyak nikmat Allah yang kita dustakan?
Berapa liter air yang kita minum, tapi kita dustakan?
Berapa kilogram beras yang kita makan, tapi kita dustakan?
Berapa kubik oksigen yang kita hirup, tapi itu semua kita dustakan?
Berapa banyak rahmah dan kasih sayangnya kepada kita, tapi lagi-lagi kita dustakan?
Tapi… ternyata, kasih-Nya tak terkira. Masih Dia tutup aib kita. Padahal nyatanya, dosa… tak terkira.

Bukan hanya itu, ternyata Dia, Sang Maha Pengampun… Tak peduli sebanyak apa dosa kita. Mudahlah baginya menghapus semua. Dalam salah satu hadits (Riwayat Imam Bukhari no. 6069 dan Imam Muslim no. 2990) Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang Al Mujaahiriin. Siapakah mereka? Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu menceritakan tentang ancaman bagi mereka, tak akan dapat ampunan dari Sang Maha Pengampun. Mereka itulah orang yang malamnya Allah telah menutup aibnya lalu ia membuka aibnya sendiri di waktu subuh (keesokan harinya).

Masih kah kita bangga dengan aib itu ?? *asking myself* 😔

Rasulullah sebagai uswah, teladan kita, dengan akhlaqnya yang begitu mulia. Tak diragukan sedikit pun adabnya. Beliau mengajarkan kita bagaimana beretika dan berinteraksi terhadap sesama. Tentu hal ini untuk menjaga kehormatan dan harga diri kita sebagai ummat manusia. Dalam dzikir pagi petang yang harus selalu kita baca, salah satu isinya “Allahummasstur ‘auraatii…” artinya, Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang)”

Masak sih kita minta untuk ditutup, tapi kita sendiri yang buka??樂

Sang Maha Pengampun

Minta maaf sama yang Maha Pengampun. Tak peduli dosa sepenuh langit dan bumi, tentu ampunannya lah jauh lebih luas dari itu.

Dari Anas bin Mâlik Radhiyallahu anhu ia berkata,
“Aku mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‘Allâh Azza wa Jalla berfirman,
‘Hai anak Adam! Sesungguhnya selama engkau berdo’a dan berharap hanya kepada-Ku, niscaya Aku mengampuni dosa-dosa yang telah engkau lakukan dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam ! Seandainya dosa-dosamu setinggi langit, kemudian engkau minta ampunan kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam ! Jika engkau datang kepadaku dengan membawa dosa-dosa yang hampir memenuhi bumi kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan memberikan ampunan sepenuh bumi.” [HR. at-Tirmidzi (3540), dan beliau berkata: Hadits ini hasan shahih].

Masih kah kita menjadi kekinian dengan segala pemikiran kekinian? #PengenJadiBaik

Wallahu ta’ala a’lam bishawab…

pict from @kartun.muslimah @cahayaningrum3

 

 

Tinggalkan komentar